Surat Badrun tuk Emak di Kampung

Emak …….

Kutulis surat ini untuk Emak ( Meski tak pernah terkirim, karena Emak toh tak bisa mengeja).

Emak ……..

Aku tetap akan menulis surat ini untuk Emak (Meski tak pernah terkirim, karena rumah kita tak beralamat).

Emak ……

Besok bulan Syawal, anakmu akan pulang. Bergembiralah Emak. Sambut anakmu ini dengan senyum termanismu. Badrun bawakan Emak sehelai baju sulam emas yg Badrun beli di pasar tiban. Badrun Bawakan Emak makanan kaleng dan pewarna minuman. Biar orang sekampung tau anak Emak si Badrun kerja di Ibu Kota.

Emak …….

Tak perlulah Emak tau, untuk mendapatkan ini semua Badrun harus berkubang keringat, berjemur panasnya matahari dan dinginnya malam. Tak perlulah Emak tau, untuk mendapatkan ini semua Badrun harus rela menghirup gas beracun knalpot.

Emak ……..

Bulan ini bulan puasa, tapi Badrun sudah tidak bisa membedakan antara bulan puasa dan tidak. Karena, tiap hari Badrun terbiasa berpuasa (kecuali perut sudah berteriak dan kantong ada lembaran uang). Bahkan Badrun sudah tak bisa membedakan antara Siang dan Malam. Karena, Badrun terus bekerja, bekerja, bekerja………. Biar cepat selesai sebelum Syawal. Biar Badrun cepet ketemu Emak.

(Badrun tak pernah tau bahwa pekerjaannya memang bergulat dengan waktu, sebelum Lebaran harus selesai).

Emak ……

Hari ini Badrun siap pulang kampung untuk ketemu Emak. Tapi, dari tadi pagi sampai pagi lagi Badrun belum dapat angkutan. Capek, lelah. Berkali-kali Badrun berlari tapi selalu tak bisa masuk, Semua sudah dipesan lewat calo.

Emak …….

Esok, sudah Syawal. Emak pasti sudah gelisah. Emak pasti belum masak kan?

(Tiba-tiba kelopak mata Badrun membasah. Duh…..susahnya hidup di Jakarta…… sekilas terbayang wajah Emak, wanita tua yang sudah renta, sendiri, kedinginan, tak tau apa yang harus dilakukan di malam takbiran).

Badrun bangkit, dihapusnya air mata. Lelaki tak boleh cengeng. Dengan sisa-sisa tenaga, Badrun lari….., Lari…… dan Lari lagi…… Berkali kali satu tangannya mencoba mencengkeram pintu bis, berkali kali terhempas, tapi Badrun terus mencoba, dan mencoba lagi….. Wajah Emak terus menyemangati. Dan dengan mengucap Basmallah Badrun kembali lagi berlari, satu tangannya terus mencoba menggapai pintu….. dan Berhasil…..!!! Meski hanya satu kaki yang terbawa toh Badrun Lega (karena toh satu kakinya ikut terbawa). Badrun tersenyum puas. Emak akan berlebaran !!!!

(Mengapa hanya satu tangan Badrun?? Karena satu tangan lagi memegang erat kardus bekas minuman mineral, oleh-oleh untuk Emak ……..)

Sebagai Ucapan Terima Kasih khusus untuk : Mas-Mas dan Bapak – Bapak pekerja (Buruh Kasar) pelebaran jalan tol Jakarta-Cikampek. Engkau pahlawan yang sesungguhnya.

Tulisanku ini ikut memeriahkan acara “mudik ke blogor”

Negara Antah Berantah

Alkisah ada suatu negara yang gemah ripah lohjinawi (konon diciptakan oleh Sang Pencipta Jagad Raya dengan tersenyum), dilindungi dan dikelilingi oleh Malaikat bersayap lebar dan panjang, sehingga setiap saat bisa direngkuh untuk dipeluk dan dilindungi , oh damainya ……….

Alkisah, sebagai ucapan sembah “matur nuwun”, penduduk negara menjadi umat yang taat menjunjung tinggi aturan-aturan religi yang dianutnya. Sang Pemimpin? Dia selalu berjiwa besar melindungi rakyat, membela rakyat, mengutamakan kepentingan rakyat dari pada kepentingannya. Oh, nikmatnya………. (dan dengan tersenyum semeleh namun tegas Sang pemimpin rutin menggores kitabnya dengan tinta emas).

Alkisah, setelah berabad-abad negri ini ayem, tentrem, raharjo, tiba-tiba datang seekor Ayam Wulung bersayap merah datang berkokok panjang….. berteriak keras……… (ada apa gerangan??? para ahli pikir dan cendekiawan berucap : Ini firasat Jahat! Akan datang badai kesushan). Semua rakyat tersikap : Aduh, biyung…….. aku takut……

Alkisah, setelah betahun-tahun Sang Pemimpin nan bijaksana mangkat, datang Sang Pemimpin Baru, Rupawan, Guantengnya mpok-mpokan (bikin jantung wanita berdegup bila memandangnya, hmmmm ……), nejis, wangi, dan pinternya…… (konon IQ-nya diatas 500, lebay…..). Disampingnya berderet para ahli pikir kelas wahid yang selalu tampil necis. Dibelakangnya para punggawa yang akalnya cetek, pas-pasan namun otot lehernya kuwat buat berteriak. Lengkap. Lengkap sudah. Mereka berbaris di tangga istana dengan sikap santun (tangan dilipat kedepan dan senyum termanisnya ditampilkan). Satu….! Dua….! Tiga…..! Jepret!! Gambar berbingkai emas dipersembahkan tuk rakyatnya. Asssiiikkkkkkk ……….

Alkisah, setelah lebih dari panca warsa, Sang pemimpin tetap pada mimpinya. Senang berpenampilan gaya, senang berpesta pada acara. Sang wakil Pemimpin???? Entah kemana, ada nama tetapi tak ada suara, bahkan rakyatnya lupa klo ada kata Wakil. Sang ahli pikir, cuma bisa manggut-manggut nunggu perintah Sang Pemimpin. Mereka siap dipermalukan demi nama baik Sang Pemimpin (meski stress karena pemikiran dan suaranya dikebiri).

Lho trus gimana dengan para Punggawa?? Ini yang bikin negri tambah kacau. Rakyat makan beras aking, para punggawa yang dipilih rakyatnya malah seneng plesiran bawa anak dan bini (bini keberapa? Mboh, gak keitung). Saat rakyat susah dapet rumah, para punggawa bikin istana tinggi (biar gak ada rakyatnya yg berani naik untuk corat coret), komplit plit. Ada tempat bobo sekelas hotel bintang tujuh (mumet dong), ada kolam renang dan spanya (opo to spa itu?), ada arena bermain (soalnya para punggawa kebanyakan masa kecilnya ngenes), ada arena shopping (biar para punggawa gak bolos klo bekerja).Ala biyung…. paringono sabuarrrrr!

Alkisah rakyat cuma bisa bengong melompong. Dipegangnya perut yang kelaparan, didekap badannya dengan tangan karena kedinginan. Tak punya beras buat makan, tak punya rumah buat berteduh, tak punya uang buat ngobatin koreng ditubuhnya. Sementara dimana-mana selalu ditodong dengan kata-kata : ORANG BIJAK TAAT PAJAK. Subahanallah………

Alkisah, negri ini jadi seperti tak bertuan. Perampokan, bom bunuh diri, narkoba jadi pelarian. Agama bukan lagi jadi pedoman, Sang Pemimpin sudah bukan lagi jadi panutan. Dan, DORRRR !!!! Senapan negri sebelah meletus. Menginjak injak harga diri negri, merobek-robek idialisme anak negri.

Dan, Alkisah………

Roh dan Sukma Sang Pemimpin bijaksana bangkit. Diambilnya kitab tua yang sudah usang dan berdebu. Dibuka halaman akhir, digoreskan kitab tersebut, BUKAN DENGAN TINTA EMAS TAPI DENGAN WARNA MERAH (DARAH RAKYAT !!!!)

Balada THR

Mengutip sebuah kata bijak : “Jika mudah didapat akan mudah juga hilang”. Nah, kata-kata ini kayaknya cocok buat yang namanya THR (Tunjangan Hari Raya). Si THR ini akan mudah didapat dari pengawai rendahan sampai Pejabat Tinggi, mo yang rajin datang, atau yang rajin absen, mo yang berprestasi sampai yang bemasalah, semua dapet. Utuh tanpa potongan.

But, coba tanya deh, berapa prosen dari si penerima THR ini yang menggunakannya secara baik dan benar, misalnya ditabung buat naik haji, atau buat modal dagang, buat bayar sekolah atau buat beli mobil dan rumah (Eh, gak cukup yak?).

Rata-rata si THR akan digunakan buat sesuatu yang sifatnya kesenangan sesaat, beli bajulah, jalan-jalan ke luar kotalah (Nah, nyang ini nii yang bikin hotel-hotel kebanjiran order waktu hari raya). Walhasil tuh THR yang nunggunya ampek keriting (12 bulan, bo!) bakal ludes sekejap (pengalaman pribadi nih: maksimal 7 hr kerja). Trus dengan belagak linglung mulai deh nanya ” Ih, kemana ya THR gw?”.

Menghindari yang beginian nih, barangkali harus ada gerakan PEMANFAATAN THR. Contohnya, diberikan jangan pada hari raya (Waduh, namanya bukan THR lagi dong….) tapi saat sekolah ajaran baru, atau waktu musim haji, Gimana ?????

Happy birthday, Sobat!

Selamat ulang tahun, Sobat! Tak tau lagi kado apa yang harus kuberikan untukmu. Segala telah kau punya. Aku kawatir jika kuberikan sesuatu untukmu, maka kelak benda itu akan teronggok di sudut kamarmu atau di atas lemari bajumu (itu alasan diplomatisnya. aslinya mah, sumpah, gak sempet beli kado!Coz baru inget tadi pagi)  Ah, bingung aku!

Namun tiba-tiba aku ingat. This is the second part of your wonderful life! So, you should be write everything about your life. It’s not just for you, but for your lovely kids, or for your grandchildren in the future. So, Sobat, mulailah menulis segala kisah indah dalam hidupmu. Pahit, manis, getir, hambar yang mewarnai seluruh bagian hidupmu, kelak akan menjadi suri tauladan dan pelajaran bagi buah hatimu.

Ah, lega rasanya menulis ini. Karena halaman ini takkan teronggok di sudut kamarmu, atau di atas lemari bajumu. Namun kan menjadi catatan penting dalam hidupmu. Kelak, halaman demi halaman ini akan membuatmu tertawa, menangis, marah, rindu, dan segala rasa yang memenuhi benakmu.

Happy birthday, Sobat. Semoga segala yang  kau harap dan kau inginkan dalam hidupmu dapat tercapai. Love you… mmuah….

And I present just for you :

http://www.tirradjoen.wordpress.com

Maap, ini tumpeng ultah taun lalu, yak? hehehehe....

Maap, ini tumpeng ultah taun lalu, yak? hehehehe....